Pencegahan menjadi fokus Gubernur Ganjar Pranowo dalam menekan tindak pidana korupsi di Jawa Tengah. Selama dua periode kepemimpinannya, Ganjar pun menggandeng KPK untuk itu.
Hal tersebut, menurut Ganjar, selaras dengan slogan “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” dan “Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma Mandat” sejak awal menjabat pada 2013.
Ganjar menegaskan, sikap integritas dan tidak membohongi rakyat, penting dijaga.
“Karena sebenarnya protes masyarakat ya satu saja, kenapa layanannya buruk, dan kenapa korupsinya merajalela,” katanya.
Ganjar menyentuh ASN, pelajar, hingga masyarakat pelosok, agar sistem pencegahan antikorupsi dapat terbentuk di Jateng. Dia memulai dengan mendorong ASN di pemerintahannya, untuk melaksanakan konsep layanan mudah, murah, cepat kepada masyarakat.
Gubernur menyadari, “semrawut”-nya birokrasi dapat menjadi celah oknum tidak bertanggung jawab, untuk melancarkan aksi korupsi.
“Saya senang karena KPK dulu menemani kita, kita mendapatkan kisi-kisi bagaimana melakukan pencegahan (korupsi), dan kita review satu per satu,” tandas dia.
Ganjar mengungkapkan, dengan upaya-upayatersebut, maka Jateng lima tahun beruntun sejak 2018 berhasil mendapat predikat A pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) Kementerian PANRB.
Tak hanya itu, Ganjar menambahkan, Jateng juga meraih penghargaan KPK sebagai provinsi paling berintegritas pada 2019 lalu. Jateng dinilai KPK paling berintegritas dengan skor 78,26, diikuti Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Jawa Barat.***