Namun demikan, lanjut Mendagri, kondisi inflasi sangat dinamis dan tergantung dari lingkungan global. Dijelaskan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) beberapa waktu lalu bahwa perang Rusia dan Ukraina berdampak pada ekonomi Indonesia. Seperti diketahui bahwa Ukraina adalah salah satu negara dengan produksi gandum terbesar di dunia. Dengan adanya perang tersebut, Ukraina menutup akses pendistribusian gandum ke beberapa negara.
“Ini akan berakibat kepada harga gandum, dan kalau sudah gandum, maka harga komoditas turunan gandum seperti tadi roti, mi, mungkin akan naik, kalau seandainya tidak dicari alternatif yang lain untuk mengisi kekurangan suplai dari Ukraina,” jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Mendagri, saat ini semua negara termasuk Indonesia sedang mewaspadai dampak dari El Nino. Pasalnya, fenomena ini dapat menyebabkan kekeringan, sehingga dikhawatirkan menjadi salah satu pemicu gagal panen di seluruh wilayah Indonesia.
Karena itu, Tito menambahkan, pihaknya meminta pemerintah daerah (Pemda) segera melakukan langkah cepat untuk mencukupi kebutuhan air, seperti menstok air jika turun hujan, membuat bendungan, embung, dan sistem irigasi. Kepada kementerian/lembaga Tito juga mengajak untuk terus bekerja sama dan melakukan monitoring terkait dampak El Nino di Indonesia.
“Ini sebagian daerah masih ada yang hujan, sebagian ada yang sudah tidak ada hujan sama sekali, sehingga perlu untuk menyetok air, bendungan, waduk-waduk, embung, yang perlu diisi, kemudian buat sistem irigasi, pengairan dari sungai yang sumber air masih ada sehingga kita antisipasi betul bulan Agustus, September, dan Oktober terutama, pasokan air,” tandasnya.***