”Apalagi bicara penduduk, objek dan subyek adalah penduduk, kalau kita tidak memahami rumah dataku, data penduduk tak ada, maka perencanaan kita salah dan alhamdulillah saat saya menjadi Bupati awal, gimana kemiskinan berapa dan ditargetkan diturunkan, pendidikan yang rata-rata SD sekarang sudah masuk paket A,B, C, begitu juga stunting dan semua itu karena berdasarkan data,” tegas Nelson.
Ia juga berharap, semua desa benar-benar mengelola rumah dataku dengan baik dan benar, rumah dataku yang sudah ada di update terus dan data itu digunakan.
”Jangan sampai ada datanya tetapi tidak pernah digunakan, baik dari tingkat desa sampai Kabupaten,” tandas Nelson.
Secara terpisah Deputi latbang BKKBN RI. Muhammad Rizal Mertua Damanik, mengatakan, data ini diharapkan bisa dilindungi dengan baik, karena jika hanya dikumpulkan tanpa dilindungi dengan pengamanan secara komprehensif dengan baik, dikhawatirkan dengan kemajuan teknologi saat ini justru akan salah penggunaannya, karena mengumpulkan bukan satu hal mudah tetapi butuh biaya, tenaga tak sedikit dan jika datanya bisa dibobol dan hilang khan repot.
”Oleh karena itu pengurusan yang akan datang, mampu meningkatkan yang sudah ada ditingkatkan baik kualitas, kuantitas dan keamanannya,” jelas Muhammad.
Ia menambahkan, dengan penggunaan data secara digital tentunya sangat bermanfaat bagi desa, baik untuk masyarakat, pemerintah dan stakeholder.***