Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Titianto Pauweni menambahkan, dari pendaftar 2114 orang ada yang tidak lulus karena memang mereka tidak sempat ikut ujian. Pendidikan non formal di Kabupaten Gorontalo selang tiga tahun terakhir, kata Titianto, mengalami peningkatan sangat signifikan.
“Artinya, animo masyarakat mengikuti Pendidikan setara dengan formal itu cukup luar biasa. Hal ini karena kebijakan pak Bupati untuk mendorong Pendidikan masyarakat meningkat agar supaya Indeks Pembangunan Manusia ( IPM) lebih meningkat lagi,” jelasnya,
Memang diakui Titianto, sesuai data BPS, rata-rata Pendidikan di Kabupaten Gorontalo 7,30 persen lama sekolah. rata-rata Pendidikan masyarakat Kabupaten Gorontalo itu baru sampai tingkat kelas VII SMP.
“Bupati sudah lama mendorong masyarakat di daerah ini bersekolah. Kita sudah kerjsama dengan kepala -kepala desa dan masyarakat peduli Pendidikan, Alhamndulillah, upaya ini ada peningkatan, terlihat sejak 2016, dari beliau pertama bupati, hanya ada 600 jangka belajar, sekarang sudah 6.127,” paparnya.
Sebagai catatan, Pendidikan Non Formal adalah sebagai bentuk kegiatan pendidikan sistematis dan terorganisir yang dilaksanakan di luar sistem persekolahan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan usia dan kebutuhannya yang kedepan akan berdampak baik pada kehidupannya.
Di Kabupaten Gorontalo, lembaga-lembaga SKB dan PKBM telah menyelesaikan kurikulum program program pembelajarannya sehingga menghantarkan warga belajar lulus.***