Menteri Basuki mengatakan kecepatan pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan indeks infrastruktur yang menjadi landasan bagi peningkatan perekonomian. Tidak hanya infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR, tetapi juga infrastruktur energi, transportasi, sumber daya air, perumahan serta teknologi informasi dan komunikasi. Dengan kata lain, infrastruktur yang semakin kompetitif menjadi kunci utama dalam menarik investasi ke Indonesia.
“Jadi kalau investor mau masuk Indonesia yang ditanya pasti kesiapan infrastruktur. Apakah ada transportasinya, ada listriknya, ada telekomunikasinya, ada airnya, ada konektivitasnya,” kata Menteri Basuki.
Kementerian PUPR pada saat ini tengah menyelesaikan pembangunan 61 bendungan, dimana 36 telah tuntas hingga tahun 2023 guna menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan. Selanjutnya untuk mendukung konektivitas guna menekan biaya logistik telah dibangun jalan tol sepanjang 1.298 km pada 2015-2019. Panjang tol bertambah 511 km pada 2020-2022.
Selain itu juga dibangun Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) sebesar 24.230 liter/detik pada 2015-2019 dan bertambah 4.117 liter/detik pada 2020-2022. Untuk pembangunan perumahan program sejuta rumah telah mencapai 3.800.170 unit pada 2015-2019 dan bertambah 3.050.526 unit sambungan.
Acara Rakernas Ke-XVIII HIPMI turut dihadiri, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Lanyalla Mahmud Mattalitti, Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar, dan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Akbar Himawan Buchari.