JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid mengaku tidak yakin pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar bisa meraih simpati warga NU atau Nahdliyin.
Sebaliknya, Habib Syakur justru melihat potensi PKB Nasdem, dan Anies-Muhaikin akan ditinggalkan oleh warga NU, mengingat karakter kepemimpinan keduanya yang tidak membumi di tataran rakyat Indonesia.
“Saya enggak yakin Anies-Muhaimin bisa menarik suara NU. Paling yang terjadi malah memainkan politik yang keras, politik identitas untuk memaksakan kehendaknya mendapatkan suara. Karakternya sudah ke sana,” ujar Habib Syakur kepada awak media di Jakarta, Minggu (3/9/2023).
Habib Syakur mengingatkan bahwa Nasdem dan PKB yang membangun koalisi untuk Anies – Muhaimin Iskandar punya ego masing-masing yang nantinya akan sulit disatukan.
“Saya yakin bahwa kedua-duanya, antara PKB dan Nasdem akan saling berkelahi. Gak akan bisa cocok. Karena keduanya memaksakan kehendak untuk tujuan politik kepentingannya masing-masing,” tegas Habib Syakur.
Lebih jauh Habib Syakur mengingatkan pada akhirnya rakyat sebagai pemilik hak suara akan melihat dengan nurani dan hati yang jernih, tentang rekam jejak, karakter, dan komitmen membela tanah air dan mengabdi pada rakyat.
“Dari tiga capres, (Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan) saya merasa belum ada yang benar-benar menyentuh dan dipahami sosoknya secara utuh oleh rakyat,” jelas Habib Syakur.
“Grass root sejauh ini enggak disentuh secara menyeluruh oleh relawan yang murni. Yang menjadi representasi sosok capres. Padahal di sisi lain masyarakat sudah jenuh dengan keadaan konflik bersengketa politik,” ungkapnya.