Sementara itu, Kepala Desa Tlilir Fatur Rohman mengungkapkan, keindahan alam dan tembakau yang mendunia menjadi daya tarik tak hanya bagi wisnus melainkan juga wisatawan mancanegara (wisman).
Menurutnya, wisman yang pernah datang ke Desa Tlilir diantaranya berasal dari Belanda, Belgia, Jerman, Rusia, Ukraina, dan Australia. Bagi turis yang ingin menginap, Desa Tlilir saat ini juga memiliki 12 homestay.
Libatkan Masyarakat
Ajang 1st Tlilir Art and Culture Festival yang diselenggarakan oleh Heavenly Indonesia, Pemerintah Desa Tlilir dan Travelita Pegiat Pariwisata Temanggung, mendapat dukungan penuh Kemenparekraf.
Festival ini menarasikan ‘Tlilir: Tembakau, Tradisi, dan Takdir’, serta mengampanyekan ‘Sustainability & Eco-Friendly Event’, di mana berbagai ornamen dan dekorasi venue event ini seluruhnya menggunakan material dari bambu.
Selama tiga hari digelar serangkaian acara, di antaranya konser musik etnik dengan _line up_ Irene Ghea x Arlida Putri, Orkes Sinten Remen, dan Jogja Hip Hop Foundation.
Hadir juga _outdoor fashion show_ dari perancang busana nasional dan lokal yang bertema _ordinary traveling_. Pengunjung juga bisa menikmati drama musikal yang melibatkan penduduk setempat mulai dari pelajar hingga orang tua.
Tak kalah menarik juga ada festival kuda lumping serta festival UMKM yang menyuguhkan kuliner khas Temanggung, produk kerajinan dari tembakau, dan fesyen.
Ridlo Amiruddin, Direktur Digra Sinergi Harsa selaku penyelenggara Tlilir Art & Culture Festival menyampaikan, event yang bakal digelar secara tahunan ini merupakan pesta rakyat kesenian dan kebudayaan yang berbasis pada _community based tourism_.
“_Local wisdom_ sangat kami perhatikan, misal untuk _outdoor Fashion Show_ saja kita bekerja sama dengan pemuda pemudi Karang Taruna, Ibu-ibu PKK, dan Kelompok Wanita Tani. Mereka kita edukasi hanya dalam tiga hari saja namun hasilnya cukup memuaskan kita di catwalk,” ujarnya.
Ridlo menambahkan, untuk penyelenggaraan tahun depan, pihaknya tetap akan menjaga komitmen untuk membangun event yang berbasis pada pariwisata berkelanjutan serta akan lebih banyak bersinergi lagi dengan para stakeholder.
“Untuk penyelenggara event tahun depan jadwalnya akan kita ajukan pada Juli agar menjadi beberapa rangkaian event di lereng gunung di pulau Jawa, seperti Festival 7 Gunung dan Dieng Culture Festival. Ini penting, agar wisatawan _adventure_ dan minat khusus kian bertumbuh,” katanya.