Jakarta (otonominews.id) – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid menduga ada sesuatu di balik sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menentang usulan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel agar semua tempat ibadah berada di bawah kontrol pemerintah.
Menurut Habib Syakur, usulan dari Kepala BNPT itu sangat wajar bahkan harus, karena kebebasan beragama sudah sangat dijamin oleh negara dan konstitusi. Namun jangan sampai ada pihak-pihak yang menyalahgunakannya sehingga dapat mengancam bangsa Indonesia.
“Maka kenapa MUI harus risih dan kemudian PGI ikut-ikutan. Ini kan aneh. Lha wong dari dulu kebebasan beragama kan dijamin sama pemerintah, tapi banyak disalahgunakan. Maka ini dikawal agar tak ada penyalahgunaan. Lha kok malah ditentang,” ujar Habib Syakur kepada awak media di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Habib Syakur pun balik bertanya, ada apa kok MUI malah protes ketika pemerintah hendak mengawasi ketertiban agar kebebasan beragama itu berjalan dengan baik? Lebih heran lagi, Habib Syakur bertanya kok Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ikut-ikutan protes?
“Artinya kenapa MUI protes melalui dr. Anwar Abbas (Wakil Ketua Umum MUI, red). Ada apa kok protes? Jangan jangan ada satu hal yang membuat mereka risih,” ungkap Habib Syakur.
Ulama asal Malang Raya ini pun menduga, jangan-jangan MUI malah dijadikan suatu alat untuk tujuan sekelompok orang, apalagi di musim pemilu seperti sekarang ini.
“Kan sekarang musim kampanye pilpres dan pileg, maka patut diduga penikmat politisasi identitas berlindung di balik MUI,” kata Habib Syakur.
“Ini maka bahayanya. Patut diduga ada pihak-pihak yang memanfaatkan MUI untuk syahwat politiknya. Kan dugaan ke sana jadinya,” tuntasnya.