Anggota Komisi IV DPR ini menambahkan bahwa salah satu upaya yang dilakukan ialah melalui diskusi dengan menghadirkan petani-petani milenial yang sukses.
“Diskusi ini yang kedua, kemarin sudah yang pertama. Ini khusus untuk petani milenial,” ungkapnya.
Menurut Mindo, keberhasilan yang diraih para petani milenial ini bukanlah hal yang mudah. Namun, mereka telah melewati berbagai rintangan dan tantangan.
Oleh karena itu, keberhasilan mereka ini harus dijadikan sebagai inspirasi bagi para milenial, terutama yang ingin bergelut di dunia pertanian, peternakan, dan perkebunan.
“Jadi, jangan juga melihat mereka ini sekarang berhasil, tetapi lihat juga jatuh bangunnya. Ini supaya teman-teman, anak-anak milenial, juga belajar,” kata Mindo.
Lebih lanjut Mindo berharap pemerintah terus membantu para petani, termasuk petani-petani milenial, untuk terus berkembang.
“Komisi IV DPR juga nanti bisa membantu untuk menyebarluaskan jaringan-jaringan (bisnis) mereka ini,” ungkap Mindo.
“Tanpa generasi muda yang akan datang, pertanian susah. Kalau pertanian susah, hidup negara akan susah,” pungkas Mindo.
Yohanis Lema mengatakan bahwa kehadiran para petani milenial sangat penting untuk masa depan Republik Indonesia ini.
Dia pun mengutip pernyataan Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno atau Bung Karno bahwa bicara pangan ialah bicara hidup dan mati sebuah negara.
Pangan juga menjadi instumen diplomasi. Oleh karena itu, pangan berbicara pangan tidak hanya soal ketahanan, tetapi juga kemandirian dan kedaulatan pangan itu sendiri.