JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GBK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid menilai pemerintah perlu meminta pendapat dan masukan dari para tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tentunya alim ulama dalam menyikapi problematika di masyarakat, termasuk dalam masalah Pulau Rempang, Kepulauan Riau.
“Saya menilai pemerintah harusnya lebih aktif meminta pendapat tokoh masyarakat dalam segala hal. Alim ulama dan tokoh agama sebagai sahabat, sebagai keluarga dan bagian dari pemerintah pusat,” ujar Habib Syakur kepada awak media di Jakarta, Jumat (21/9/2023).
Dalam menyikapi persoalan di pulau Rempang, Habib Syakur mengajak masyarakat untuk membangun sikap dan prasangka yang baik. Sebab dengan nilai-nilai luhur itulah, maka pembangunan bangsa Indonesia yang sejati dan berpihak pada rakyat akan tercapai.
“Menyikapi kejadian Rempang, saya ingin menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia hendaknya mempunyai nilai-nilai prasangka baik kepada pemerintah. Apalagi mitra kerja pemerintah adalah para pengusaha nasional,” jelas Habib Syakur.
Habib Syakur pun menyontohkan, bagaimana seorang pengusaha yang punya jiwa nasionalisme seperti Tomy Winata, hendaknya dilihat sebagai satu kesatuan anak bangsa Indonesia.
“Indonesia kita ini berdiri dengan semangat kebersamaan dan nasionalisme patriotisme. Maka seperti contohnya bapak Tomy Winata dan lainnya, pemilik Sinarmas, indonrfood dan pengusaha taipan itu mereka juga rakyat Indonesia,” jelas Habib Syakur.
“Allah SWT menjadikan dia konglomerat dan pengusaha yang sukses. Sesungguhnya TW punya jiwa sosial tinggi. Kita harus melihat hal positif bahwa hatinya didedikasikan untuk bangsa Indonesia,” tegas Habib Syakur.
Ia menilai sosok Tomy Winata (TW) juga manusia biasa, tapi naluri bisnisnya untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia harus dihargai dan harus dihormati.