Peluang tim Yahya-Amar untuk lanjut ke babak final masih terbuka lebar dengan adanya bagan looser round babak ke-5. Pada pertandingan ini Yahya Ayyash dan M. Amar kembali bertemu dengan tim lain dari SDIT Ridhol Walidain Cibinong bogor untuk memperebutkan siapa yang dapat lanjut ke Final atau mendapatkan Juara 3.
Alhasil pertandingan perebutan ini menjadi game terberat sampai memakan 2 round dan 4x waktu tambahan sehingga durasi waktu 30 menit tanding, kedua tim mengalami kelelahan dan mulai hilang fokus hingga diberi break time oleh juri untuk menenangkan diri.
Pada akhirnya tim Yahya-Amar harus puas menjadi juara ke-3 setelah dibobol terlebih dahulu di round tambahan ke 4. Meskipun begitu tim Yahya-Amar mendapatkan tepuk tangan dari lawan dan peserta lainnya.
Sementara tim Kalandara-Muazd harus merelakan gugur di pertandingan pertamanya. Sehingga Kalandara dan Muadz melanjutkan perlombaan di bagan looser round.
Habit respect dari dua tim perwakilan serta supporter Sekolah Rimba Indonesia yang senantiasa menjabat tangan dan menunjukan sikap respect kepada tim dan supporter yang ada, membuat anak-anak Sekolah Rimba Indonesia disukai oleh peserta yang lain selama event ini berlangsung.
“Pengalaman berharga yang diambil saat kompetisi adalah di saat anak-anak lain merasakan ketegangan dan sebagian mengundurkan diri, anak-anak Sekolah Rimba tidak merasakan beban sama sekali. Sehingga ketika mereka mengikuti perlombaan tanpa tekanan apapun,” tutur Mrs. Ita Juwita kepala sekolah dari Sekolah Rimba Indonesia.
Penampilan tanpa beban serta menampilkan permainan cantik saat pertandingan, mengantarkan tim Kalandara-Muazd kepada penghargaan Most Valuable Player (MVP). Kerjasama serta kelihaian Muadz – Kalandara saat bermain, disukai oleh juri dan penonton sehingga juri memberikan penghargaan MVP untuk tim ini. Penghargaan ini menambah prestasi Sekolah Rimba Indonesia menjadi dua pernghargaan dalam ajang se-ASEAN tersebut.