Petani Asal Bali Pamerkan Traktor Tenaga Surya Multi Fungsi di Pameran Rakernas lV PDIP

IMG 20230930 WA0072
120x600
a
0 Shares

JAKARTA – Petani asal Kabupaten Badung, Bali, I Gede Artana memamerkan traktor dengan sistem pengisian baterai menggunakan tenaga surya atau sinar matahari di Pameran dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan (PDIP), JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/9).

“Kami membuat inovasi traktor memakai tenaga surya. Dia menggunakan baterai 12 vol sebanyak 6 buah. Jadi traktor ini mempunyai 4 fungsi,” kata Artana.

Artana menjelaskan traktor berkelir merah khas PDIP tersebut memiliki empat fungsi. Pertama, dapat digunakan sebagai alat penyiang gulma sehingga mempermudah proses menggarap sawah.

“Kedua, sebagai alat semprot. Alat semprotnya terdiri dari dua nozzle terdiri dari kiri dan kanan. Jadi sangat efektif digunakan pada tanaman palawija,” jelasnya.

Ketiga, kata Artana, traktor itu dapat bertungsi menggempurkan tanah di sekitar tanaman jagung.

“Dihancurkan dari rodanya terus dipilah kekiri dan kekanan. Jadi dia menimbun bonggol-bonggol jagung,” ucapnya.

Keempat, lanjut dia, digunakan sebagai traktor singkal untuk membajak sawah. Dia menyebut kehadiran traktor tenaga surya merupakan inovasi tepat guna yang dibutuhkan petani.

“Jadi traktor ini mempunyai 4 fungsi. Biasanya traktor cuma 1 fungsi. Kebetulan kami buat 4 fungsi dalam 1 unitnya. Ini inovasi dalam bidang pertanian. Tekonologi tepat guna juga sesuai dengan kebutuhan petani,” tutur Artana.

Artana menyampaikan kehadiran traktor yang diberi nama APEM atau Alat Pertanian Elektrik Multifungsi dapat menjadi solusi di tengah mahalnya harga bahan bakar untuk traktor konvensional.

“Power atau kekuatannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan petani masing-masing. Kalo tanahnya keras mungkin kita pakai motor yang lebih kenceng lagi,” ujar Artana.

Dia menyebut traktor tenaga surya itu telah terbukti efektif membantu petani. Traktor tersebut juga ramah lingkungan dan hemat dari segi ekonomis.

Lihat Juga :  Buka High Level Meeting KTT World Water Forum Ke-10, Presiden Jokowi Tekankan Solidaritas Global dalam Tata Kelola Air

“Semenjak ada alat ini sangat efektif. Kadang kendala petani itu terlalu banyak alat. Kalo nyemprot harus ambil alat semprot. Kalo mau menyiang gulma harus pake manual atau pake mesin atau pake pupuk kimia,” kata Artana.

“Jadi kalo alat ini sangat efektif, ramah lingkungan, mengurangi tenaga, menghenat biaya dengan menggunakan satu alat kita bisa banyak fungsi,” imbuhnya.

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *