Karena itu, Habib Syakur menyarankan agar Presiden Jokowi melakukan seleksi dengan melihat rekam jejak tokoh moderat di pelosok tanah air, kemudian direkrut dalam tim Penguatan Moderasi Beragama tersebut.
Presiden harus memilih orang yang teruji dan terdidik oleh proses alamiah. Bukan hanya orang yang paham teks book dan teoritis saja. Sebab banyak juga yang secara teori paham, namun tidak pernah digembleng oleh proses di lapangan.
“Moderasi Beragama ini adalah proses alamiah yang melibatkan jiwa dan hati nurani untuk bangsa. Yang digembleng oleh alam dan lingkungan. Moderasi Berahama bukan teori tapi praktik yang lahir dari hati nurani,” jelas Habib Syakur.
Bagi Habib Syakur, orang-orang yang sudah digembleng dan berproses dalam menegakkan Moderasi Beragama seperti inilah yang bisa mengalami ajaran radikalisme intoleran.
“Kalau orang-orang yang hanya teks book, maka itu hanya membuat terombang ambing. Seperti halnya orang yang hanya teks book bicara Pancasila dan bhinneka, tapi tak bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan tak mampu mengajak masyarakat hidup memahami makna Pancasila. Ini malah bahaya, gitu loh” tukas Habib Syakur.
Atas dasar itu, Habib Syakur menyarankan kepada Presiden Jokowi agar menyiapkan seleksi tokoh dalam menjalankan Perpres moderasi beragama.
“Cari dan temukan orang-orang yang betul-betul mendedikasikan jiwa dan nuraninya untuk bangsa. Untuk tegaknya Pancasila,” tuntas Habib Syakur.