“Disini doktrin, strategi, dan postur pertahanan harus didasarkan pada jati diri Indonesia sebagai ‘negara kelautan yang menyatukan kepulauan’, dan proaktif menjadi peace facilitator di dalam berbagai konflik geopolitik,” ungkapnya.
Pernah gelar doktor dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini menyebut dalam cara pandang geopolitik tersebut, maka kekuatan pertahanan negara mengabdi pada kepentingan nasional yang senafas dengan upaya menjaga perdamaian dunia.
“Dengan misi menjaga perdamaian dunia dan mengikis berbagai bentuk imperialisme dan kolonialiesme tersebut maka kekuatan pertahanan dibangun dengan memahami konstelasi global. Diplomasi pertahanan, diplomasi luar negeri, perdagangan, diplomasi budaya dan lain-lain harus menyatu menjadi satu kesatuan perjuangan bagi kepentingan nasional Indonesia,” tuntas Hasto yang menutup pernyataannya dengan ucapan Dirgahayu TNI 78, TNI Patriot NKRI.