Ragam  

Eskalasi Ketahanan Nasional Dengan Angkatan Siber Adalah Keniscayaan

IMG 20231006 WA0052
120x600
a

Serangan siber terhadap sistem perbankan Indonesia, utamanya kantor Bank Indonesia di Bengkulu, misalnya, terjadi ketika negara dalam keadaan baik-baik saja dengan stabilitas nasional yang terjaga. Namun, pengalaman akan serangan siber terhadap kantor Bank Indonesia di Bengkulu memberi pelajaran kepada semua elemen masyarakat bahwa penjahat siber tak segan-segan membidik infrastruktur kritis — yakni infrastruktur vital bagi layanan publik yang jika tidak berfungsi karena alasan rusak, akan menimbulkan kelumpuhan, kekacauan dan kerusakan berskala besar, termasuk bisa melumpuhkan aktivitas perekonomian. Kalau sistem kelistrikan sebuah rumah sakit rusak seketika, misalnya, akan ada risiko kematian pasien karena alat bantu tidak bisa berfungsi akibat listrik padam.

Selama berlangsungnya konflik dengan Rusia, Ukraina harus bekerja ekstra keras mengamankan infrastruktur energinya dari gempuran militer Rusia. Namun, ada contoh kasus yang dikemukakan otoritas Departemen Keamanan Siber Ukraina yang patut digaribawahi oleh semua pemangku kepentingan sektor keamanan nasional. Dalam sebuah insiden di dekat Kyiv (ibukota Ukraina), terjadi juga serangan siber terhadap pembangkit listrik. Ini bukti lain bahwa infrastruktur kritis pun rentan dari serangan siber jika tidak didukung dengan sistem pengamanan maksimal.

Dalam konteks ketahanan nasional, potensi ancaman berupa serangan siber itu tentu saja harus ditanggapi dengan program dan aksi nyata. Bersyukur bahwa negara telah memiliki Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang bertugas melaksanakan keamanan siber dengan efektif dan efisien. BSSN pun ditugaskan memanfaatkan, mengembangkan, dan mengonsolidasi semua unsur yang terkait dengan keamanan siiber.

Menyadari bahwa potensi ancaman serangan siber terus berevolusi, aspek ketahanan nasional harus terus diperkuat. Idealnya, proses penguatan itu diupayakan melalui program pendidikan yang menghasilkan talenta digital dalam jumlah yang banyak. Sektor pendidikan nasional diharapkan lebih pro aktif menanggapi kebutuhan negara akan talenta digital.

Lihat Juga :  Resmi Dipasarkan di Indonesia, Ini Kelebihan Huawei MatePad 11.5 Papermatte Edition yang Diklaim Setara PC

Upaya lain yang juga sangat relevan adalah segera membentuk satuan atau angkatan siber sebagai matra baru yang bersinergi dengan TNI (Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Setelah mendapatkan pendidikan khusus, komunitas talenta digital diberi penugasan untuk mendukung dan memperkuat TNI-Polri dalam mengantisipasi dan mencegah serangan siber.

Tak terlelakan bahwa matra atau angkatan siber menjadi unsur penting bagi aspek pertahanan negara di era modern sekarang ini. Matra siber berperan signifikan, bahkan sangat penting, dalam mendeteksi, mencegah, serta merespons serangan, utamanya serangan siber terhadap infrastruktur kritis, sistem pemerintahan dan keamanan nasional. Ingat bahwa ada belasan sektor infrastruktur kritis sebagai bagian dari ekosistem yang kompleks dan saling berkait satu sama lainnya.

Dengan memahami ragam potensi ancaman di era digitalisasi sekarang ini, aktivitas negara memperbanyak talenta digital adalah keniscayaan. Dan, sudah barang tentu bahwa mengeskalasi aspek ketahanan nasional dengan menghadirkan angkatan siber pun menjadi sebuah keniscayaan pula.

*) Ketua MPR RI/Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD/Dosen Tetap Pascasarjana Fakuktas Hukum Universitas Borobudur, Universitas Terbuka dan Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA)

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j