Gubernur Mahyeldi mengatakan jika jalan itu diperbaiki sekarang, pasti bakal rusak kembali. Karena terus menerus ditempuh oleh dump truk yang bermuatan 45 ton tanpa beraturan tentu hal yang percuma.
“Sementara jalan itu adalah jalan kelas III dapat ditetapkan muatan sumbu terberat kurang dari 8 ton. Itupun hanya bisa untuk kapasitas mobil truk colt diesel, tidak dump truk yang muatannya 45 ton,” kata Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala Bappeda Sumbar, Medi Iswandi menilai kondisi jalan rusak ini sama persis dengan jalan nasional di ruas Kab. Solok ke Solok Selatan tepatnya di Air Dingin perbatasan Solok Selatan dan Kabupaten Solok. Di sana, Balai Prasana Jalan Kementerian PUPR keberatan melaksanakan perbaikan jalan karena masih masifnya kegiatan pertambangan yang menyebabkan kerusakan jalan dalam waktu cepat.
“Jadi kekhawatirannya jika jalan tersebut diperbaiki saat ini, tentu akan rusak dalam waktu cepat karena kegiatan tambang yang belum sesuai dengan aturan, yang pada akhirnya karena rusak dalam waktu cepat tentu akan timbul permasalahan hukum yang lain bagi dinas pelaksana pembangunan jalan ini. Jadi intinya kita tertibkan segera kegiatan pertambangannya dan kemudian baru kita alokasikan anggaran untuk memullihkan kondisi jalannya.
Camat Lareh Sago Halaban, Wahyu Marmora mengatakan pihaknya bersama-sama Walinagari se-Kecamatan Lareh Sago Halaban telah banyak menampung keluhan dari warga masyarkat terkait masalah jalan tersebut.
“Oleh karena itu pada hari ini, kami bersama jajaran Walinagari bisa berkumpul untuk mencari solusi dari permasalahnya dari Bapak Gubernur. Mudah-mudahan dengan kehadiran Bapak Kami mendapatkan titik terang dari permasalahan jalan yang rusak tersebut” ucap Wahyu.(Delfitra/Farid)