Gunawan menambahkan bahwa, seiring dengan berakhirnya Program IPDMIP, penting untuk terus memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan serta mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapan pengelolaan pertanian beririgasi secara terpadu di daerah.
Dibutuhkan komitmen untuk tetap menjaga kerjasama dan kolaborasi yang efektif antara semua pemangku kepentingan dalam pengelolaan pertanian beririgasi di masa mendatang.
“Semoga program pengelolaan pertanian beririgasi yang telah dilakukan memberikan kontribusi yang berarti dalam mencapai tujuan nasional yang lebih luas,” ungkap Gunawan Eko Movianto.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas, Irfan Saleh membahas berbagai permasalahan dan tantangan penting dalam pengelolaan sumber daya air dan pertanian di Indonesia.
Salah satu permasalahan utama tersebut adalah rendahnya kapasitas tampung air, yang menjadi akar masalah dari ketersediaan air yang terbatas untuk pertanian di Indonesia.
Untuk mengatasi masalah ini, pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi menjadi sangat penting sebagai upaya menuju pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Di tengah menurunnya ketersediaan air dan peningkatan permintaan, modernisasi irigasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Penerapan Sistem Manajemen Irigasi (SMI) diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap modernisasi irigasi dan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.
“Upaya seperti pembangunan irigasi baru, rehabilitasi jaringan irigasi yang sudah ada, modernisasi irigasi telah diinisiasi,” ungkap Irfan.
Sebagai informasi, pertemuan ini dihadiri oleh anggota DPR RI A. A. Bagus Adhi Mahendra Putra, yang menegaskan bahwa kunci kesuksesan pembangunan, termasuk pembangunan pertanian berkelanjutan adalah kematangan perencanaan nasional dan implementasi yang sinergis di seluruh wilayah Indonesia.