Penurunan angka stunting bukan hanya tugas rekan-rekan ASN yang berada di Pusat, yakni di Kemenkes dan BKKBN. Bukan pula cuma tanggung jawab Dinas Kesehatan, atau Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Penduduk dan Perlndungan Anak di daerah.
Upaya pencegahan stunting merupakan tangung jawab bersama dan butuh kerja sama antar-instansi. Target tersebut menjadi ringan dan mampu dicapai jika dipikul bersama-sama para ASN. “Misalnya, bila bertemu ibu hamil diminta untuk kontrol ke puskesmas. Begitu juga dengan bayi atau balita agar terus dikontrol rutin tumbuh kembangnya di posyandu.”
“Bila posyandu tidak aktif, para ASN agar berperan mengaktifkan. Babinsa dan Babinkamtibmas juga ikut bergerak bersama PKK mengajak para ibu dan balita ke posyandu untuk ditimbang, diberi makanan tambahan dan seterusnya,” imbaunya.
Yang lebih dahsyat lagi, sambung Ketum Korpri, bila ASN yang berjumlah 4,4 juta personil bersedia menjadi bapak/ibu asuh bayi stunting. “Bayangkan 4,4 juta ASN itu berkenan menyedekahkan sedikit penghasilan untuk membelikan telur atau ikan, buah atau sayur mayur, maka penanganan stunting saya yakin akan cepat selesai.”
Zudan juga meminta pada acara bakti sosial untuk merayakan HUT Korpri ke-52, bisa difokuskan pada penanganan stunting. “Ini akan menjadi gerakan yang sangat revolusioner dan dahsyat dalam penanganan stunting,” kata Ketum Korpri Nasional.