“Bahkan tidak mau sama sekali ekspor. Di Brazil produksi gula tahun ini bagus akan tetapi jaraknya jauh bisa satu bulan bila impor dari Brazil. Jadi, akibat perubahan musim dan produksi gula turun, maka harga gula dunia naik, baik gula konsumsi maupun raw sugar (gula mentah)” urainya.
Wachid mengungkapkan, harga gula raw sugar pada perdagangan hari ini sudah tembus 27,95 sen dolar AS.
“Ini harga level tertinggi dalam sejarah 5 tahun yang lalu. Mungkin bisa tembus 28 sen dolar AS dan white sugar (gula konsumsi) bisa ke US$ 750 sen ton. Jadi kelihatannya harga gula ke depan bisa tembus Rp 18.000 kg,” tandasnya.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra ini juga mengingatkan, pengaruh harga gula tinggi akan berdampak pada harga makanan dan minuman (Mamin) sekaligus memicu inflasi.
“Dalam jangka pendek Saya minta Pemerintah segera selesaikan masalah ini cari gula konsumsi secepatnya impor gula cepat karena panen tebu masih lama di bulan Mei itu artinya masih 7 bulan lagi, selain itu dengan kemarau panjang di tahun ini, produksi gula panen tahun 2024 akan menurun dan tidak sampai 2 juta Ton. Untuk jangka menengah, panjang percepat program swasembada gula dan jangan program janji politik saja,” tegasnya.
“Rangsang Petani mau bertani tebu, jamin harga yang baik, siapkan lahan, pupuk dan varietas Tebu unggul dan revitalisasi pabrik gula BUMN dan management pabrik gula.
Kalau tidak, kita akan ketergantungan produk impor terus,” pungkas Anggota Komisi VIII DPR RI itu.
Diketahui, saat ini harga gula di sejumlah pasar mengalami kenaikan. Harga gula kini sudah tembus di harga Rp16.000/kg. (Alfi)