Dalam konteks stunting, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mencatat bahwa angka stunting di Kabupaten Buol naik signifikan menjadi 32,7 persen, melebihi tingkat nasional yang mencapai 21,6 persen. Target yang harus dicapai secara nasional sesuai arahan Presiden, sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN 2024 adalah sebesar 14 persen.
Dalam menghadapi hal ini, Pj. Bupati Buol mengungkapkan harapannya agar angka stunting dapat diturunkan sesuai target nasional.
“Untuk itu, diperlukan upaya dan kerja keras kita semua agar Buol mampu menurunkan dan bahkan mampu menjadi daerah zero stunting di tahun-tahun yang akan datang,” tegasnya.
Salah satu intervensi yang dianggap memiliki kontribusi besar adalah ketaatan remaja putri dalam mengonsumsi tablet penambah darah di sekolah. Pj. Bupati Muchlis berharap para guru dapat membantu dan memotivasi anak didik untuk taat konsumsi tablet tambah darah.
Tidak hanya itu, kader posyandu juga diharapkan berinovasi meningkatkan pelayanannya, sehingga masyarakat merasa puas dan tertarik untuk rutin berkunjung ke posyandu.
Menurut Data BPS Kabpaten Buol Tahun 2022, terdapat 39 persen balita yang tidak berkunjung ke posyandu.
Kegiatan Gempur Stunting ini juga diwujudkan dalam kegiatan edukasi yang dipandu oleh Sekretaris Dinas Kesehatan P2KB, dr. Arianto S. Panambang, M.AP. Remaja putri dilibatkan dalam mengonsumsi serentak tablet tambah darah, sebagai langkah preventif terhadap anemia.
Selain itu, adapula beberapa kuis interaktif terkait dengan anemia dan pencegahan stunting untuk mengedukasi dan memantik antusias siswa dan kader posyandu.
Acara ini juga ditandai dengan penyerahan simbolis buku bacaan posyandu dan kaos “Gempur Stunting” kepada kader posyandu dan juga penandatanganan komitmen bersama Gempur Stunting melalui remaja putri dan posyandu. (Syabru)