Meskipun demikian, Tito Karnavian menekankan pentingnya koordinasi dengan TNI dan Polri, serta keterlibatan masyarakat dalam menjaga keamanan di sekitar PLBN.
Dalam menjaga keamanan di perbatasan, Tito menyampaikan bahwa TNI dan Polri memiliki keterbatasan personel. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk membantu mengamankan jalur-jalur tertentu.
Pihaknya juga mencatat adanya jalur tikus di Kalimantan dan Papua, yang rentan terhadap lintas perang, peredaran narkotika, senjata api, amunisi, dan barang berbahaya lainnya.
Sebagai respons terhadap hal ini, dibangunlah pos lintas batas guna membantu masyarakat dan memperkuat keamanan di perbatasan. “Upaya ini sejalan dengan kebijakan Malaysia yang juga memperketat perbatasan mereka untuk menghadapi berbagai ancaman, termasuk terorisme dan peredaran narkotika,” bebernya.
Tito Karnavian juga mengungkapkan inisiatif untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan.
“Langkah ini melibatkan penerbitan kartu spesifik yang akan dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Dukcapil, bekerja sama dengan imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Kartu tersebut akan memudahkan masyarakat yang beraktivitas lintas batas setiap hari tanpa harus melalui prosedur paspor,” tukasnya.
Dengan kunjungan Mendagri Tito Karnavian ke PLBN Jagoi Babang, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk memperkuat keamanan dan keterhubungan di perbatasan.
Proses peresmian PLBN ini tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi juga mencerminkan kerja keras pemerintah dalam menjaga keamanan nasional dan mendukung aktivitas lintas batas masyarakat.
Diharapkan, upaya ini dapat menciptakan perbatasan yang aman dan terkoneksi, memberikan manfaat positif bagi kedua negara tetangga.