“Kalau sekarang ada yang mempertanyakan, ada homogenitas itu pasti orang yang mencoba membelokkan sejarah,” katanya.
Sementara itu, Jurkam Ganjar Pranowo – Mahfud MD nasional, Eri Cahyadi mengatakan, Surabaya dibangun dengan toleransi serta keberagaman. Hal tersebut terlihat dari pemasangan ornamen tematik tiap kali perayaan hari besar keagamaan. Terlebih, menurutnya, Kota Pahlawan merupakan kota toleransi dengan peringkat keenam di Indonesia dan peringkat pertama di Jawa Timur. Apalagi, masyarakat yang tinggal di Kota Surabaya berasal dari berbagai suku, ras, dan agama yang hidup saling berdampingan.
“Misalnya ketika mendekati Natal, kita lihat di Surabaya penuh dengan pernak-pernik natal. Begitu juga saat perayaan hari keagamaan lainnya. Karena Surabaya ini kita bangun dengan guyub rukun dan toleransi, bukan dengan kekuasaan apalagi kesombongan,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan memenangkan Ganjar-Mahfud tentu hal tersebut dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang penuh toleransi, nyaman, dan bahagia untuk semua umat agamanya seperti Kota Surabaya.
“Semua bisa terwujud jika Presiden kita Ganjar Pranowo dan wakilnya Mahfud MD. Jangan sampai salah pilih pemimpin,” tegasnya.
Acara ditutup dengan doa lintas agama yang dipimpin oleh para pemuka agama mulai dari Islam, Hindu, Budha, Kristiani, dan penghayat kepercayaan. Demi kedamaian, kesejahteraan bangsa Indonesia.
Turut hadir mendampingi, TPN Ganjar-Mahfud Luki Hermawan, Puti Guntur Soekarno, Indah Kurnia, Eri Cahyadi, Sri Rahayu, Sri Untari Bisowarno, jajaran petinggi hingga simpatisan PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo.
Sekadar informasi, usai menghadiri pertemuan lintas iman ini, Siti Atikoh diagendakan akan menghadiri pengajian akbar bersama warga Kota Surabaya pada malam harinya sebagai penutup safari politiknya di Jawa Tengah – Jawa Timur yang dimulai sejak 17 Desember.