Dia melanjutkan Reformasi telah membuka kesempatan kepada para perempuan Indonesia untuk aktif di wilayah publik. Dia mencontohkan dalam politik terdapat aturan kuota 30 persen.
Ketua DPP Djarot Syaiful Hidayat menyampaikan Reformasi 1998 merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia karena peristiwa ini menjadi titik nol perbaikan demokrasi dan kebebasan berpendapat yang terbungkam selama 32 tahun di bawah rezim otoriter Orde Baru.
Pada 1998 merupakan periode menguatnya konsolidasi gerakan perempuan. Beberapa bulan sebelum aksi demonstrasi mahasiswa pecah, kaum perempuan dan ibu melakukan aksi damai dengan melakukan orasi dan membagikan bunga kepada tentara serta orang-orang yang berlalu lalang di sekitar tempat aksi.
“Aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap rezim Soeharto sekaligus memperjuangkan pemenuhan kebutuhan dasar perempuan dan masyarakat umum. Perlawanan perempuan tidak hanya di Jakarta, namun juga di beberapa wilayah Indonesia,” jelas Djarot.
Ketua Ganjar Mahfud 98 Nuraini menambahkan hanya paslon nomor urut 3 di Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud, yang memiliki komitmen terhadap isu-isu perempuan.
“Ada harapan di dua tokoh ini dibanding paslon lainnya. Untuk itu mimpi kita Indonesia yang bebas kekerasan terhadap perempuan, mimpi sesuai dengan cita-cita Proklamasi bahwa tidak ada penindasan terhadap warga negara, terhadap perempuan, kami berkeyakinan bahwa kekuatan, jaringan, dan kemampuan yang dimiliki kawan-kawan aktivis 98 yang kalau disinergikan dengan kawan-kawan politik itu luar biasa bisa memenangkan Ganjar-Mahfud,” jelas dia.
Dalam acara ini, hadir juga sebagai narasumber peneliti feminis Ruth India Rahayu dan Ketua Prodi S1 Ilmu Politik FISIP UI Nurul Nurhandjati. Hadir juga sejumlah aktivis perempuan 98, mahasiswi, hingga puluhan ibu sebagai audiens.