Persentase Guru Besar dan Profesor Perempuan di Universitas Sangat Kecil

Budaya Patriarki di Sivitas Akademika Masih Marak

Persentase Guru Besar dan Profesor Perempuan di Universitas Sangat Kecil
Persentase Guru Besar dan Profesor di Universitas Sangat Kecil
120x600
a

Jakarta, Otonominews.id – Guru Besar Sosiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Dzuriyatun Toyibah mengatakan dunia kampus atau perguruan tinggi masih kuat dalam budaya patriarki, yakni laki-laki lebih dianggap memiliki kompetensi dan otoritas dibandingkan dengan perempuan.

“Jadi kampus sampai hari ini masih terlihat maskulin,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta pada acara pidato pengukuhan guru besarnya pada 22 Desember di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.

Pidato pengukuhan guru besar tersebut berdasar pada data-data tentang sebaran karir akademik yang pada awalnya dari tahun 2012-2014 kemudian diperbaharui sampai 2023.

Dzuriyatun Toyibah atau biasa disapa Ibah mengumpulkan data penelitian, yang menunjukkan data pada 2014, bahwa dari 56 orang guru besar ternyata hanya 4 orang perempuan.

“Ada penambahan signifikan pada 2023 yakni kenaikan enam kali lipat sejak 2012, tetapi jumlahnya masih di bawah 19%,” terangnya.

Dalam pidato pengukuhannya itu, Dzuriyatun Toyibah menyebutkan data di negara lain menunjukan pada 2016, di Amerika Serikat representasi professor perempuan yang sudah tenure mencapai 26%. Jumlah tersebut naik dari 23% di 2014-2015.

Persentase perempuan dalam posisi yang sama mencapai 31% di Eropa. Di Australia prosentase professors perempuan mencapai 19.8% and Associate Professors perempuan menacapai 28 % di 2011.

r
Lihat Juga :  Jawa Barat Beri Kontribusi 3,64 Persen terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Kemendagri Apresiasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j