“Dengan catatan surat suara yang dirancang khusus untuk keperluan simulasi, sehingga tidak menggunakan simbol, warna dan unsur lain yang melekat pada peserta pemilu yang sesungguhnya. Kemudian baru melakukan kembali simulasi di berbagai daerah yang di koordinir oleh KPUD,” terang Guspardi.
Sementara itiu, kepada Baswaslu RI, Anggota Baleg DPR RI ini berharap untuk melakukan penelusuran terkait kejadian ini.
“Perlu penelusuran yang teliti, apakah kejadian ini murni keteledoran atau kekhilafan seperti yang diungkapkan KPU, atau malah terdapat potensi pelangaraan yang dilakukan KPU. Bawaslu penting melakukan investigasi lebih cermat dan teliti,” tukas Guspardi.
“Bagaimanpun, semua pihak berharap kegiatan simulasi yang bertujuan memberikan pendidikan dan pemahaman baik kepada PPS dan PPK ataupun masyarakat tentang bagaimana tata cara memilih yang benar dalam rangka mendukung kesuksesan pelaksanaan pemilu 2024,” pungkas Guspardi Gaus.
Sebelumnya, KPU RI buka suara terkait contoh surat suara pilpres dua pasangan calon yang digunakan untuk simulasi lantaran terjadi karena faktor ketidaksengajaan
“Telah terjadi human error yang tidak disengaja, tidak ada motif lainnya, kecuali memang kekhilafan yang terjadi,” kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik kepada wartawan, Rabu (3/1).