Dalam kesempatan tersebut, Mahyeldi turut memaparkan berbagai capaian yang telah diraih Pemprov Sumbar sejauh ini, potensi-potensi yang perlu digarap semaksimal mungkin untuk pengembangan daerah, serta berbagai catatan yang membutuhkan perhatian penting dan berkelanjutan sebelum penyusunan RPJPD Sumbar 2025-2045 dirampungkan.
“Beberapa catatan yang perlu kita pahami adalah, indeks pembangunan masyarakat (IPM) Sumbar saat ini berada pada peringkat tujuh nasional, dan setiap tahun relatif selalu berada di atas rata rata nasional.Terkait kekuatan fiskal, kita provinsi menengah, di mana pendapatan asli daerah kita hampir sebanding dengan dana transfer dari pusat,” katanya.
Untuk meningkatkan kualitas pembangunan di Sumbar, sangat perlu untuk memperhatikan potensi-potensi utama daerah, seperti potensi sektor pariwisata, energi baru terbarukan (RBT), hingga hilirisasi di sektor pertanian.
Gubernur Mahyeldi juga menyebut perlunya menjaga keselarasan antara RPJPD Sumbar dengan RPJP Nasional, yang mengusung visi Indonesia Emas pada tahun 2045.
Sementara itu dalam laporan pelaksanaan kegiatannya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar, Medi Iswandi, menyebutkan bahwa Bappeda telah menggelar beberapa kali Diskusi Grup Terpumpun (DGT/FGD) dalam rangka persiapan awal penyusunan RPJPD Sumbar 2025-2045. Setiap DGT tersebut, selalu menghadirkan para tokoh dan pakar pembangunan, yang memberikan masukan-masukan sangat berarti bagi Sumbar ke depan.
“Penyusunan RPJPD ini berkaitan dengan pencapaian mimpi dan harapan masyarakat Sumbar. Pekerjaan ini tentu tidak mudah, sebab banyak mimpi dan cita-cita yang perlu diwujudkan, di mana semuanya akan sampai pada kesimpulan harapan yang sama, yaitu Sumbar yang lebih baik, maju secara signifikan, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” jelas Medi. (Rds/adpsb)