“Kehidupan sudah terjamin, seragam tidak perlu memikirkan. Kalau sekarang mungkin SMA-SMK itu gratis ya. Tetapi tidak dalam bentuk boarding school, sehingga orang tua harus tetap memikirkan bagaimana mereka agar bisa berangkat sekolah, untuk biaya makannya, biaya praktikum kalau misalnya SMK,” ungkapnya.
Dalam SMK berbasis boarding school, bisa diformulasikan lewat sistem kerjasama dengan perusahaan penerima siswa jebolan sekolah tersebut. Hal ini diyakini mampu menekan biaya praktikum sekolah, karena ada andil perusahaan untuk memajukan kapasitas siswa.
“Dan ini di-link-kan dengan perusahaan-perusahaan, sehingga lulusannya itu benar-benar sesuai untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan yang ada di perusahaan-perusahaan,” ujarnya.
Ia berharap program ini bisa berjalan dengan baik, demi mengantar generasi muda Indonesia meraih mimpi mereka di masa depan. Dengan demikian, angka kemiskinan bisa ditekan karena kualitas pendidikan meningkat.
“Karena kalau mereka memiliki harapan pasti akan berusaha sebaik-baiknya dari sisi pendidikan, karena mereka tahu pendidikan adalah salah satu cara bagi kita untuk berdaya agar penanggulangan kemiskinan bisa terwujud,” pungkasnya.