Semangat solidaritas PDIP, lanjut Hasto, semakin tergerak ketika Rosan sebagai ketua tim kampanye nasional Prabowo Gibran sepertinya ingin menghilangkan kontribusi dan sejarah dari PPP yang sejarahnya jauh sebelum Indonesia merdeka.
Kata Hasto, PPP punya mental dan spirit sebagai partai Ka’bah, dengan sejarahnya yang sangat mengakar di Republik Indonesia.
“The power of partai Ka’bah sepertinya akan dihilangkan lalu membuat PPP sepertinya terpecah. Maka semangat solidaritas kami tergerak,” ungkapnya.
Politisi asal Yogyakarta ini mengajak semua pihak agar memahami bahaya politik pecah belah, Devide et Impera apa penjajah Belanda muncul kembali di Pemilu 2024. Sebab Pemilu seharusnya mencapai peningkatan kualitas peradaban, bukan kemunduran dan perpecahan.
“Bukan dengan membelah partai. PPP itu sejak awal mendukung pak Ganjar-Prof Mahfud MD. Lalu kenapa masih dibelah dengan cara-cara seperti itu.
Maka muncul semangat juang bagi kami untuk membela PPP. Kami tak ingin menghilangkan partai Ka’bah sebagaimana dilakukan oleh pendukung Prabowo Gibran,” jelasnya.
“Ini harus menjadi peringatan yang penting. Kami akan membela rekan juang kami, PPP Perindo dan Hanura,” tandas Hasto.