Kedua, Indonesia membutuhkan garam dan terang. Ini artinya Indonesia butuh hal baik dan positif dalam merawat kerukunan dan etika berbangsa dan bernegara. Maka tak perlu gentar, tak perlu merasa takut, apalagi untuk menyuarakan suara dan pilihan hati kita untuk memenangkan rakyat.
Ketiga, perayaan Natal jadi momen bagi seluruh umat Kristiani menjadi penabur benih semangat gotong royong di hati seluruh rakyat Indonesia. Dengan gotong royong, kita jadikan Indonesia sebagai negara semua buat semua, bukan negara yang hanya buat suatu golongan dan kelompok saja.
“Maka di Indonesia ini, kita harus jadikan rakyat menang dan rakyat juara. Kita yakin dan kita percaya, kebenaran akan selalu benar. Jadi jangan pernah takut, galau, dan gundah. Kita selalu yakini ketiga hal ini. Buktikan rakyat yang akan menjadi juara,” pungkas Puan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan perayaan Natal membawa pesan, bahwa berjuang menjadi terang dan garam dunia adalah tugas kita bersama, termasuk dalam dunia politik.
Dengan begitu, politik menampakkan wataknya yang berpihak kepada Wong Cilik sebagaimana ditunjukkan dengan kelahiran bayi Yesus di kandang domba.
“Selamat Natal, semoga dengan perayaan ini makin menggelorakan cinta dan keberpihakan kita kepada yang tertindas dan diperlakukan dengan tidak adil,” kata Hasto.