Ketika itu, cerita Atikoh, Ahmad Basarah membawa alat cukur rambut dan mempersilakan Ganjar untuk menggunakannya terlebih dahulu.
“Waktu itu Mas Ganjar tidak membawa gunting, tidak bawa cukuran rambut saat Tahallul. Ke kamarnya Mas Basarah, ‘ini, ayo kita gantian siapa dulu?’. Mas Basarah korbankan, dia yang punya alat cukurnya. ‘Sudah Mas Ganjar dulu saja,’. Mas Ganjar selesai potong set-set,” ungkap Atikoh.
Ketika itu, lanjut ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini, usai alat cukur selesai digunakan Ganjar, lantas dikembalikan kepada Ahmad Basarah.
Tetapi, ada kejadian lucu dan menarik yang tidak akan terlupakan oleh Atikoh dan Ganjar saat itu. Di mana, ketika alat cukur rambut digunakan oleh Basarah, justru batrainya habis.
Sehingga, Basarah belum bisa menyelesaikan potong rambutnya.
“Giliran Mas Basarah baru separoh potong rambutnya, baterainya abis. Jadi pas haji itu kan antrinya luar biasa tempat cukur rambut. Mas Basarah dengan separuh botak harus mencari tukang cuku rambut,” kata Atikoh yang langsung disambut tawa oleh para kiai, ibu-ibu muslimat NU dan para santri.
Atikoh pun mengatakan, bahwa persaudaraan antara Ganjar dan Ahmad Basarah tak akan terlupakan.
“Tapi nggak difoto ya Mas. Itu luar biasa sekali. Karena persaudaraan itu tidak akan dilupakan seumur hidup,” jelas Atikoh.
Cerita yang sama juga diungkapkan oleh Atikoh saat bersilahturhami dengan Tim Pemenangan Daerah Malang Raya di Pondok Aspirasi Ahmad Basarah di Jalan Argo Kencana, Karangan, Bonowarih, Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2024).
Di acara tersebut, turut hadir jajaran DPD PDIP Malang, DPC Kota dan Kabupaten Malang, kemudian para caleg, serta turut hadir jajaran pengurus GM FKPPI.