“Indonesia maju kalau perempuannya maju. Kenapa? Karena dari perempuan kita mempersiapkan anak-anak dari rahim ibu, agar gizinya cukup. Maka Pak Ganjar tahu, ketika Pak Ganjar blusukan di tengah rakyat, bahkan tidur di rumah-rumah rakyat, Pak Ganjar menerima dan mendengar masukan dari para ibu. Betapa dari kandungan ibu-ibu akan lahir anak-anak yang sehat, yang pintar, yang hebat, apabila cukup gizi. Apabila bantuan dari negara tepat sasaran,” urai Hasto.
Dalam blusukan Ganjar melihat masih banyak anak yang belum mendapat kesempatan sekolah, masih banyak anak yang belum mendapatkan gizi yang cukup bagi kemajuan bangsa ini, sehingga Ganjar melihat bahwa bantuan-bantuan yang sering salah sasaran itu harus disempurnakan.
Ganjar tahu bahwa suara rakyat adalah kebenaran tertinggi dalam menentukan pemimpin masa depan.
Maka syaratnya Indonesia akan makmur apabila wong cilik diperhatikan terlebih dahulu, apabila wong cilik dari bayi bayi yang ada dalam kandungan mendapatkan gizi yang cukup terlebih dahulu.
Maka Kartu Pintar saja tidak cukup, Kartu Indonesia Sehat saja tidak cukup, PKH saja tidak cukup, Bansos, BLT semuanya penting bagi wong cilik.
“Ganjar memiliki program yang namanya KTP Sakti. Satu kartu terpadu Indonesia”
“KTP Sakti ini adalah kartu terpadu dari seluruh program yang baik pemerintahan Jokowi. Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Pra Kerja, Bansos, BLT yang sebelumnya banyak yang salah sasaran, maka oleh kepemimpinan Pak Ganjar- Prof. Mahfud nanti akan dijadikan satu menjadi KTP Sakti,” papar Hasto.
“17 hari lagi 14 Februari 2024 rakyatlah yang berdaulat menentukan pemimpinnya. Maka 17 hari ke depan gunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk turun ke bawah, perkenankan lah KTP Sakti ini ketika saudara turun ke bawah, ketuklah pintu-pintu rakyat, karena kita tahu, bahwa yang namanya rakyat akan memilih pemimpin yang berprestasi, pemimpin yang jujur, pemimpin yang berasal dari rakyat, bukan dari kalangan elit,” sebut Hasto.