“Apalagi di Ganjar-Mahfud juga ada program ‘satu keluarga tidak mampu, satu sarjana’. Dan apabila dari pesantren di sini ada yang tingkat Madrasah Aliyah (MA) kepingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi umum, ini akan ada penyetaraan,” ungkap Atikoh.
Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini pun bersyukur bahwa Ponpes KHAS Kempek kini telah memiliki perguruan tinggi atau Universtas. Namun, Atikoh mengatakan, Ganjar-Mahfud akan tetap membuka peluang bagi santri dan santriwati bisa berkuliah di Universitas umum.
Selain itu, lanjut Atikoh, Ganjar-Mahfud juga memiliki program pemberian insentif bagi para guru dan pengajar agama. Sebab dia mendapati keluhan yang ada di dunia pendidikan, khususnya Pondok Pesantren, jika insentif bagi guru agama masih minim.
“Yang lainnya adalah adanya harapannya ini, nanti insentif ya Bu, insentif untuk guru agama, guru ngaji yang selama ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah,” kata Atikoh.
Dia pun berharap, dari sederet program prioritas Ganjar-Mahfud itu membawa para santri dan santriwati bisa bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara.
“Untuk santriwati, nanti bisa harapannya benar-benar bisa mandiri, bisa bermanfaat untuk masyarakat, keluarga dan agama serta bangsa dan negara. Karena kalau di pesantren itu pasti juga dibekali dengan leadership dan ilmu agama. Seperti saya sampaikan tadi, di pesantren itu benar-benar menjadi Kawah Candradimuka buat adik-adik semua,” pungkas Atikoh.
Sementara Dewan Pengarah TPN Hary Tanoesudibjo mengatakan salah satu kelebihan pasangan Ganjar-Mahfud adalah memiliki calon Ibu Negara Siti Atikoh yang punya perhatian besar pada isu menyangkut remaja dan anak-anak muda.
“Hari ini Ibu Atikoh memberikan seminar kepada anak yang wanita, perempuan tentang kesehatan anak perempuan. Saya rasa itu bagus sekali karena mereka perlu belajar tentunya terkait kesehatan. Hidup terus sehat. Sehat fisiknya, sehat mentalnya dan sehat rohaninya. Jadi tiga-tiganya harus sehat,” kata Hary Tanoe.