Jakarta, Otonominews.com – Pengamat politik dari FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman mengapresiasi keputusan Mahfud MD mundur dari jabatan Menkopolhukam RI.
Airlangga menilai Mahfud MD membangun kesadaran etika, yang tidak bisa menerima corak pemerintahan saat ini, di mana bertindak sebaliknya (mengabaikan etika, red).
Airlangga mencontohkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menuai kontroversi sehingga Gibran Rakabuming Raka melenggang maju sebagai cawapres.
Putusan MK tersebut, kata Airlangga, mengandung unsur terindikasi ada intervensi kekuasaan. Hal tersebut menunjukkan kekuasaan pemerintahan saat ini yang sudah tidak berpegang pada etika republik, yakni prinsip pembatasan kekuasaan.
“Ketika hukum telah diletakkan di bawah kekuasaan, Prof Mahfud yang merupakan professor tata negara dan memiliki kesadaran etika yang tinggi, hendak menunjukkan sikap penolakannya terhadap corak pemerintahan seperti itu,” kata Aorlangga saat dihubungi media pada Kamis (1/2/2024).
Airlangga juga mengungkapkan, Mahfud MD ingin menunjukkan teladan melalui sikap yang menjunjung etika terhadap kekuasaan.