Selain itu, Sri Wahyuni juga meminta agar pihak hotel bisa melakukan fast response terkait dengan informasi ketersediaan kamar yang diminta oleh provinsi dari seluruh Indonesia.
“Ada lebih dari 10 ribu orang bahkan bisa lebih banyak yang akan datang ke Kaltim. DKI Jakarta dan Jawa Timur saja sudah konfirmasi mengirimkan 1.000 peserta,” kata Sri Wahyuni.
“Akomodasi ini harus benar-benar kita persiapkan dengan baik, sehingga dapat memberikan kesan yang baik jauh sebelum mereka datang, hingga pelaksanaan MTQ dan sampai mereka kembali ke daerahnya masing-masing,” tambah Sri Wahyuni.
Terkait begitu cepatnya persiapan menjelang pelaksanaan MTQ, Sri Wahyuni menjelaskan kondisi ini terjadi karena memang Pemprov Kaltim mengusulkan menjadi tuan rumah MTQ 2026 atau 50 tahun setelah menjadi tuan rumah MTQ IX Tahun 1976. Namun itu dipercepat menjadi 2024, karena adanya IKN di Kaltim.
“Kenapa ini mendadak, karena prosesnya juga cepat dan singkat. Akhir 2023 kita mengusulkan dan di Januari 2024 kita baru mendapat kepastian tanggal pelaksanaan, yaitu September 2024,” kata Sri Wahyuni.
Untuk itu, akomodasi semua harus didata. Mulai dari hotel berbintang, hingga melati, penginapan/losmen, guest house dan lainnya. Kondisi-kondisi terkait akomodasi untuk tamu VVIP, dewan hakim dan juri, kafilah peserta dan lainnya akan segera dilaporkan ke Kementerian Sekretariat Negara.***