Kemudian, Atikoh juga menyerap aspirasi bahwa masyarakat terlalu disusahkan karena banyaknya kartu bantuan.
Maka dari itu, Atikoh menyebut jika pasangan Ganjar-Mahfud memiliki program KTP Sakti (Satu Kartu Terpadu Indonesia) yang bakal menjawab sejumlah permasalah penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran.
“Lah ini ada program lagi, programnya terkait dengan KTP Sakti. Jadi KTP-nya tetap KTP seperti itu tapi nanti semua datanya diintegrasikan, sehingga ketika ada permasalahan, datanya benar-benar riil. Datanya benar-benar akurat. Berarti kalau ada data yang kurang pas, bisa langsung disampaikan karena pakai KTP,” ucap Atikoh.
“Jadi tidak perlu banyak kartu, kalau banyak kartu nanti malah memenuhi dompet. Dompet isinya kertu aja, malah uangnya kosong. Kan mending kartunya satu, uangnya banyak ya Bu,” tambahnya.
Lebih lanjut, mantan wartawati ini juga bicara program Ganjar-Mahfud terkait kesehatan. Di mana, paslon nomor urut 3 itu memiliki program Satu Desa, Satu Tenaga Kesehatan (Nakes), Satu Fasilitas Kesehatan (Faskes).
“Terkait juga masalah banyak sekali keluhan di masyarakat, mau melahirkan jauh, mau periksa kesehatan jauh, harus ongkos lagi untuk kendaraan, sampai sana juga belum tentu langsung diperiksa, harus antri dulu. Disini jugalah kenapa ada program satu desa, satu nakes, satu faskes. Jadi harapannya di desa itu sudah nanti ada pelayanan primer. Pelayaan primer itu seperti pusing-pusing, bekas operasi, penyakit-penyakit yang bisa diselesaikan di Puskesmas,” kata Atikoh.
“Puskesmas itu kan di setiap desa belum ada ya Bu. Dengan mungkin ada yang di desa-desa, kalau di Banten mungkin sudah, tapi kalau yang di luar Jawa, daerah-daerah terpencil kan belum semua bisa memiliki fasilitas kesehatan,” pungkasnya.
Diketahui, Siti Atikoh terus bergerak melakukan safari politik ke sejumlah wilayah untuk bersilaturahmi dan menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.
Adapun, wilayah yang telah dikunjungi diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara hingga Jawa Timur.