“Tapi kalau melihat seperti ini ya sudah. Pertarungan, perjuangan, sudah kita lakukan semaksimal mungkin. Apapun yang terjadi harus kita terima apa adanya,” katanya.
Menurut Rudy, kekalahan Ganjar-Mahfud di Solo tak lepas dari besarnya kekuatan lawan. Terutama pasangan Prabowo-Gibran. Paslon itu mendapat sokongan dari tujuh koalisi besar beranggotakan tujuh partai.
“Koalisinya kan ada Gerindra, Golkar, PAN, PBB, PSI. Ada tujuh partai yang ada di situ dan besar-besar. Bagaimanapun harus diakui koalisi itu sangat-sangat menentukan juga,” kata Rudy.
Di lain pihak, Ganjar-Mahfud hanya didukung PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura. Hanya PDIP yang memiliki perolehan suara yang cukup signifikan di Pemilu 2019 di tingkat nasional. Bahkan di Solo sendiri, PPP, Perindo, dan Hanura sama sekali tidak mendapatkan kursi DPRD Kota Solo di Pileg 2019.
“Di Solo (PDIP) ya hanya sendiri. Karena koalisinya kan PPP dan Perindo dan Hanura tidak punya kursi di Solo,” katanya.