Jakarta, Otonominews.id – Resesi ekonomi global telah merembet dan berdampak pada negara-negara di seluruhnya h dunia, termasuk Indonesia.
Pendiri Haidar Alwi Instutute (HAI), R Haidar Alwi mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi dampak resesi ekonomi yang melanda sejumlah negara maju seperti Inggris dan Jepang.
Menurutnya, hal ini tidak bisa dianggap remeh karena dapat mengganggu kondisi perekonomian global dan merambat pada negara-negara berkembang tak terkecuali Indonesia.
Terlebih, Jepang merupakan mitra dagang strategis yang menjadi salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia selain Tiongkok, Amerika Serikat dan India. Sehingga dikhawatirkan menimbulkan dampak langsung yang lebih besar terhadap perekonomian Indonesia.
Kendati demikian, bukan berarti dampak resesi ekonomi Inggris terhadap Indonesia boleh diabaikan. Cara melihatnya harus menggunakan kacamata yang lebih luas mengingat Inggris juga memiliki hubungan dagang dengan negara-negara yang menjadi mitra Indonesia. Secara tidak langsung, resesi ekonomi Inggris juga akan berdampak pada perekonomian Indonesia.
“Di era globalisasi yang mana antar negara saling terkoneksi, ketika sebuah negara mengalami krisis maka dipastikan juga akan berdampak terhadap negara lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,” kata R Haidar Alwi, Rabu (21/2/2024) malam.
Dampak resesi ekonomi Jepang terhadap perekonomian Indonesia dapat terlihat dari turunnya nilai ekspor non-migas tahun 2023 sebesar 18,59 persen dibanding tahun 2022. Hal itu masih berlanjut di Januari 2024 yang turun 22,73 persen dibanding Januari 2023.
Di sisi lain, impor non-migas di Januari 2024 naik 0,48 persen dibanding Desember 2023 atau naik 1,76 persen dibanding Januari 2023. Dalam hal ini, Jepang menjadi salah satu dari tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar untuk Indonesia.