“Menggalakkan masyarakat untuk menggunakan Transportasi publik seperti Transjakarta dan JakLingko serta meninggalkan transportasi pribadi harus terus digencarkan,” ungkapnya.
Jim Lemon pun mengapresiasi langkah Pemprov DKI saat ini yang tengah melakukan evaluasi terhadap keberadaan jalur sepeda tersebut. Dia menyarankan agar Jalur sepeda yang tidak banyak digunakan masyarakat, dibatalkan atau dibongkar.
Ia juga menyatakan setuju dengan langkah Pemprov DKI yang tidak melanjutkan pembangunan jalur sepeda sejak tahun 2023 lalu.
Jim Lemon menyebutkan, pihaknya tidak melihat ada urgensi jika proyek jalur sepeda dilanjutkan, lantaran tidak efektif untuk mengurai kemacetan dan menekan polusi udara saat ini.
“Membatalkan jalur sepeda bukan berarti tidak berpihak pada pengguna sepeda, karena pada umumnya, masyarakat Jakarta sangat membutuhkan transportasi untuk mendukung aktivitasnya, kesulitan mendapatkan transportasi umum selepas keluar rumah/hunian menjadikan masyarakat tetap mempertahankan kendaraan pribadi,” sebutnya.
Sejalan dengan itu, Jim mendorong Dinas perhubungan DKI Jakarta untuk merevitalisasi fasilitas Halte Busway, dengan membangun tempat parkir atau penitipan sepeda yang luas dan aman, kemudian mendorong masyarakat agar mau menggunakan sepeda saat keluar rumah lalu menitipkan sepeda di Halte terdekat.
“Lalu melanjutkan aktivitas dengan menggunakan Busway atau Janklingko.
Disisi lain perlu juga untuk diubah jalur jembatan penyebrangan jalan masuk dan keluar Halte. Banyak masyarakat mengeluh betapa rumitnya apabila ingin menaiki Busway,” tandasnya.
“Perlu rekayasa baru agar pengguna Busway merasa nyaman ketika ingin menaiki Busway, bukan hanya halte yang perlu dibenahi, tapi juga jalur pejalan kaki yang ingin sampai dan keluar Halte juga harus mendapat perhatian Khusus,” pungkasnya.[***]