Limbah Sawit Jadi Bahan Bakar Kompor di Aceh, Mensos Risma: Inovasi Anak Bangsa

Mengatasi Mahalnya Harga LPG

Limbah Sawit Jadi Bahan Bakar Kompor di Aceh, Mensos Risma: Inovasi Anak Bangsa
120x600
a

Menurut Kafriyadi, buah sawit yang sudah membusuk atau tercecer dari tangkainya biasanya dibuang. Sekarang oleh masyarakat desa, buah sawit tersebut dijemur tidak terlalu kering karena akan digunakan untuk bahan bakar.

Kompornya sendiri memiliki bentuk sederhana berupa tabung berdiameter sekitar 15 cm dan tinggi 20 sentimeter. Buah sawit yang sudah kering kemudian dimasukkan langsung ke dalam kompor yang di atasnya ditempatkan panci untuk memasak atau wajan untuk penggorengan.

“Sekitar 25 butir sawit kering, cukup untuk memasak sekitar satu jam,” jelasnya.

Bagian bawah kompor itu memiliki lubang dan penutup udara. Jika penutup dibuka lebar, maka nyala api akan membesar. Demikian sebaliknya, jika penutup udara ditutup, nyala api akan mengecil.

“Kompornya sangat praktis, sehingga disukai ibu-ibu,” ujarnya.

Adapun yang lebih penting, masyarakat tidak perlu lagi membeli gas elpiji sehingga menghemat pengeluaran serta ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah atau buah sawit yang membusuk.

Dengan demikian, inovasi Kementerian Sosial tersebut menjadi solusi praktis dan efektif bagi masyarakat Desa Seuneubok Simpang, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur.

r
Lihat Juga :  Gubernur Mahyeldi: Tanggung Jawab ASN adalah Melayani Masyarakat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j