Ragam  

Sempat Ada Upaya untuk Membatalkan, Alhamdulillah Bedah Buku Genocida Uyhgur Akhirnya Tetap Terlaksana

Sempat Ada Upaya untuk Membatalkan, Alhamdulillah Bedah Buku Genocida Uyhgur Akhirnya Tetap Terlaksana
Ketua Panitia bedah buku “Kolonisasi China terhadap Dunia Islam dan Genosida Uyghur”, Ismail Lutan membuka acara bedah buku yang diselenggarakan PJMI/WAGoup PJMI.
120x600
a
0 Shares

Sebenarnya, menurut Ismail Lutan, sejak awal ia sudah menduga ada ‘tangan tersembunyi’ yang berusaha untuk menggagalkan bedah buku ini.

Dimulai ketika ia mencari buku di toko buku online. Penjual di toko online mengatakan bahwa buku sudah ditarik oleh penerbit. Dia kemudian menghubungi penerbit (al-Kautsar –red).

Pihak penerbit mengatakan hak jual buku sudah diberikan kepada penulis. Jadi mereka tidak berhak lagi menjualnya dan stock di gudangnya habis.

Sempat Ada Upaya untuk Membatalkan, Alhamdulillah Bedah Buku Genocida Uyhgur Akhirnya Tetap Terlaksana
Kegiatan “Kolonisasi China terhadap Dunia Islam dan Genosida Uyghur”/WAGroup PJMI.

“Saya kemudian menghubungi penulisnya Abdulhakim Idris yang berpaspor Jerman tapi tinggal di Amerika Serikat. Dari Beliau berhasil mendapatkan buku sebanyak 3 eksampalar,” tambah Ismail Lutan.

Nah, dari penulisnya ini pula, pihaknya mendapat beberapa informasi bahwa ada tangan-tangan tersembunyi yang berusaha untuk menggagalkan setiap publikasi dan bedah buku ini. Seperti yang terjadi di Bandung, Desember tahun lalu.

Ketika itu, saat acara akan dilaksanakan, ada orang mengatasnamakan ormas tertentu menyatakan keberatan. Kemudian di menulis surat kepada pihak berwajib agar pihak berwajib melarangnya. Kalau acara tetap dilakukan mereka akan mendemo.

Pihak kepolisian kemudian meminta panitia untuk membatalkan acara tersebut. Tetapi setelah berdiskusi panjang lebar, akhir polisi memberi izin, bahkan mereka ikut menjaga kelancaran acara.

Begitu juga acara serupa di tempat lain, seperti di Yogyakarta, Medan, Makassar. Hampir semuanya mendapat gangguan. Yang di UIN Bandung betul-betul dibatalkan karena pihak kampus tidak mau menanggung resiko. Sementara yang di Jakarta (Benhil) sekelompok massa tak diundang masuk ke lokasi kegiatan bikin gaduh.

Namun menurut Ismail Lutan PJMI tetap berkomitmen untuk tetap menggelar acara bedah buku ini. Karena dari buku, yang ditulis oleh orang asli Uyghur ini, umat Islam bisa mendapat gambaran yang jelas mengenai kondisi Islam di sana.

Lihat Juga :  Wirawan Paniedjoe Apresiasi Kinerja Mengkilap Ekonomi Indonesia Dikomando Menko Airlangga

“Dalam bedah buku ini kita mencari kebenaran. Bukan untuk mendiskreditkan pihak-pihak tertentu. Makanya kami juga mengundang tokoh Muslim Indonesia yang pernah mengunjungi Uyghur yang melihat dari dekat kondisi di sana,” tutup Ismail Lutan.[***]

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *