Lebih lanjut, ia kemudian mengutip pernyataan Profesor Filsafat Franz Magnis-Suseno atau yang lebih dikenal sebagai Romo Magnis yang dihadirkan kubu paslon 03 Ganjar-Mahfud di sidang sengketa Pilpres 2024.
Pernyataan itu mengenai betapa bahayanya jika pemimpin tak memiliki wawasan soal perannya dan etik. Menurutnya, hal itu yang terjadi saat ini.
“Bahwa berbahaya sekali punya pemimpin itu yang tidak memahami tidak memiliki wawasan tentang perannya dan juga tidak memiliki wawasan etik karena dia bisa melakukan apa saja. Dan itu yang terjadi sekarang,” kata dia.
Di sisi lain, ia mengungkap masalah yang terjadi dalam Pemilu 2024 ini yakni adanya peserta nomor 4 yang turut serta dalam kompetisi.
“Jadi saya mengatakan bahwa problem pemilu sekarang adalah karena ada perserta nomor 4 di pilpres. Nomor satu namanya Anies-Muhaimin, nomor 2 Prabowo-Gibran, nomor 3 Ganjar-Mahfud yang ke 4 adalah pak Jokowi,” tuturnya.
“Yang seharusnya secara etik secara legal secara moral secara konstitusional sudah selesai tapi ternyata dia bermain sangat di tengah menjadi faktor atau unsur-unsur yang betul-betul terstruktur luar biasa,” imbuhnya.
Atas dasar itu ia pun mengajak semua pihak kembali kepada aspek moralitas. Ia mengatakan, dari semua kejadian dalam sejarah Indonesia membawa kepada kenormalan.
“Seluruh perubahan besar pemerintahan pak Jokowi adalah sejarah dari 1908, 1928, 1945, 1965 sampai dengan reformasi 1998 seluruh kejadian desakannya adalah desakan karena kita ingin kembali kepada kenormalan kita ingin kembali kepada moral,” pungkasnya.