“Semua harus jujur mengakui bahwa para tokoh masyarakat, ulama, dan tokoh agama adalah penyangga Pancasila dan Keutuhan NKRI. Tapi kok kesannya yang punya pangkat, jabatan dan harta berlimpah memandang sebelah mata kepada ulama, tokoh masyakarat, dan pemangku adat. Padahal kalau para tokoh masyarakat itu tidak didengar, maka negara bisa hancur,” jelasnya.
Habib Syakur mengingatkan, Indonesia bisa masuk dalam ancaman berbahaya apabila tidak mau mendengar dan memperhatikan para ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Sebab negara akan sangat rentan dimasukin ajaran-ajaran sesat yang dapat merongrong Pancasila dan kebhinekaan kita.
“Para pengasong khilafah akan menguasai negara ini apabila para ulama dan tokoh masyarakat diabaikan oleh pemerintah dan para elit kekuasaan. Ajaran khilafah dan wahabi akan masuk pelan-pelan ke dalam lintas kementerian, hal ini sangat mengkahwatiran karena mengancam Pancasila dan NKRI,” lanjut Habib Syakur.
Terakhir, Habib Syakur mengajak masyarakat dan para pejabat negara untuk berterimakasih kepada Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri yang telah tulus ikhlas bersama-sama dengan rakyat.
“Densus 88 Anti-teror Polri selalu setia menjaga rakyat dari rongrongan bahkan intimidasi kelompok pengasong khilafah. Sehingga rakyat tegak berdiri bersama Densus 88,” tandas Habib Syakur.