“Boleh-bopeh saja menikmati politisasi identitas, tapi jangan ada propaganda dan adu domba memecah belah bangsa Indonesia. Harus ada pencerahan pentingnya membumihanguskan propaganda para gelandangan politik berjubah khilafah,” jelasnya.
Ulama asal Malang Raya ini menyebut kelompok pengasong khilafah pura-pura menikmati budaya bangsa tapi merusak dari dalam. Artinya sedikit demi sedikit meracuni masyarakat sehingga pengaruh etika keindonesiaan akan terkikis habis oleh pengasong khilafah.
“Pengasong khilafah menyusup ke berbagai lini kehidupan masyarakat untuk mempengaruhi jiwa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia ketika di momen pilkada. Maka penting sekali diberikan pengarahan kepada parpol di tingkat ranting dan anak ranting agar jangan sampai penyusup khilafah itu masuk,” tegas Habib Syakur.
Terkait kinerja Densus 88 Anti-teror Polri, Habib Syakur menilai sudah sangat bagus dan harus diapresiasi, khususnya dalam mengamankan bulan suci Ramadan hingga Lebaran Idul Fitri.
“Kita ucapkan terimakasih kepada keluarga besar Densus 88 Polri yang berhasil membuat situasi dan kondisi selama Ramadan hingga Lebaran Idul Fitri ini aman tentram dan terkendali,” ujar Habib Syakur.
Densus pun terbukti berhasil, tidak saja mengamankan hari besar agama non-muslim, tapi hari besar agama Islam pun berhasil diamankan.
“Densus harus diapresiasi oleh seluruh rakyat Indonesia, karena sudah berhasil bekerja maksimal dan mendapatkan simpati seluruh rakyat Indonesia,” tuntas Habib Syakur.