Mulai dari produk lokal yang semakin laris manis di pasaran karena barang impor mahal, peluang ekspor lebih besar karena tingginya permintaan global lantaran harga yang kompetitif, sampai pada geliat industri pariwisata dari ramainya turis asing yang masuk ke Indonesia.
“Ada peluang di balik setiap tantangan dan kita harus memanfaatkan itu sambil mengurangi dampak negatifnya”
Di sini pentingnya program bantuan atau perlindungan sosial bagi masyarakat miskin yang terus ditekankan oleh Presiden Jokowi. Jangka menengahnya bisa mengurangi impor dan menaikkan ekspor untuk menjaga neraca perdagangan,” jelas R Haidar Alwi.
Selain harus menjaga kestabilan ekonomi, Pemerintah juga harus menjaga kestabilan politik untuk mencegah atau meminimalisir gejolak yang mungkin terjadi di masyarakat.
Terlebih, dalam waktu dekat Mahkamah Konstitusi akan membacakan Putusan terkait sengketa Pemilu 2024. Putusan MK tersebut tentu tidak dapat memuaskan semua pihak, mengundang kontroversi bahkan memancing aksi massa.
Menurut R Haidar Alwi, perlu segera dilakukan rekonsiliasi di tingkat elit untuk mendinginkan suasana politik seperti yang sedang diupayakan oleh Presiden Jokowi dan kubu Prabowo-Gibran.
Sebaliknya, kubu Ganjar-Mahfud, terutama PDIP justru terus menebar serangan yang dapat membuat suasana politik kian memanas. Sedangkan kubu Anies-Muhaimin masih menunggu Putusan MK untuk membangun komunikasi.
“Sayangnya, sejumlah elit dan partai politik malah menghambat upaya rekonsiliasi untuk menjaga kestabilan politik. Misalnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang terus-menerus menyerang Presiden Jokowi seolah sengaja memancing kegaduhan dengan para pendukung Presiden Jokowi,” ungkap R Haidar Alwi.
Oleh karena itu, ia meminta agar elit dan partai politik menurunkan egonya dan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
“Kestabilan ekonomi dan politik harus diciptakan agar Indonesia bisa segera berlari kencang menuju Indonesia Emas. Segala sesuatu yang menjadi hambatan harus disingkirkan demi kepentingan bangsa dan negara,” pungkas R Haidar Alwi.