Pemprov Sumbar Harus Pertahankan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Terjadi peningkatan signifikan kunjungan wisatawan

Pemprov Sumbar Harus Pertahankan Pariwisata Berbasis Masyarakat
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah.
120x600
a

Pembinaan yang dilakukan Pemprov , sambungnya, baik melalui pelatihan, pendampingan, awarding, dorongan keikutsertaan pada iven nasional, dan berbagai bentuk perhatian lainnya, sejauh ini telah membuat desa wisata di Sumbar menjadi salah satu motor kuat dalam perkembangan di Sumbar.

“Pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism pada prinsipnya adalah pola pengelolaan pariwisata yang melibatkan masyarakat, sehingga hasil dari pariwisata itu langsung kembali pada masyarakat. Tentu ini adalah pola strategis dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sesungguhnya,” kata Muhammad Fadhli yang saat ini juga menjabat Ketua Tim Satuan Tenaga Konselor Kepariwisataan Sumbar.

Muhammad Fadhli juga menilai, bahwa di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur, Mahyeldi-Audy, telah menelurkan berbagai kebijakan dan perhatian terhadap desa wisata, yang mejadi salah satu kunci bagi pertumbuhan pariwisata di Sumbar saat ini. Hal itu terbukti pula dengan sering kalinya desa wisata di Sumbar mendapat sorotan hingga ke tingkat nasional.

“Sumbar sudah membuktikan bahwa di tingkat nasional, desa-desa wisata yang ada dapat bersaing dengan desa wisata daerah lain. Terbukti juga, kunjungan ke desa-desa wisata unggulan seperti Kubu Gadang, Sumpu, Saribu Gonjong, Nyarai dan lain sebagainya, itu sangat berefek pada upaya memberdayakan masyarakat. Homestay laku, dan souvenir laku, kuliner laku. Apalagi, paket-paket wisata yang dikreasikan dengan sangat jenius oleh para pelaku di desa wisata itu sangat menarik,” sebutnya lagi.

Muhammad Fadhli juga mengakui efektivitas pelaksanaan bimbingan teknis (bimtek), pendampingan desa wisata, dan pelaksanaan sejumlah iven yang melibatkan praktisi desa wisata di Sumbar sejauh ini. Bahkan, program-program yang telah diterapkan selama 4 tahun terakhir telah mampu membuat jejaring komunikasi antara desa wisata di Sumbar berjalan dengan sangat baik.

Lihat Juga :  Sumbar Perlu Penambahan Reaktivasi Kereta Api dan Layanan Penerbangan

“Ada paket-paket kolaboratif yang tercipta setiap kali para pelaku desa wisata bertemu pada kegiatan-kegiatan yang dihelat Pemprov Sumbar. Meski antardesa wisata berkompetisi, tapi hubungannya tetap sangat harmonis. Tidak ada yang saling menjelekkan atau saling menjatuhkan, yang terlihat justru adanya upaya saling mendukung. Ketika salah satu desa wisata menghelat iven, maka praktisi desa wisata lain akan datang membantu. Itu jamak terjadi,” katanya lagi.

Oleh karena itu, Muhammad Fadhli berharap agar perhatian dan keseriusan Pemprov Sumbar terhadap pengembangan desa wisata jangan sampai mengendur. Meski pun, kerap kali pergantian kepemimpinan di Kementerian Parekraf berujung pada berganti-gantinya kebijakan, namun ia menyakini perhatian Pemprov Sumbar tetap menjadi hal terpenting dalam pengembangan dunia pariwisata, khususnya desa wisata di Sumbar.

“Saya melihat perhatian dan upaya Pemprov Sumbar sudah sangat baik, sehingga itu yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu,” ujarnya menutup. (Ridwan-OTN)

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j