JAKARTA.OTONOMINEWS.ID – Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Najib Qodratullah meminta pemerintah untuk terus mewaspadai gejolak harga minyak dunia dan anjloknya rupiah.
Pasalnya, hingga saat ini ketegangan di Kawasan Timur Tengah belum mereda, bahkan sewaktu-waktu perang regional bisa pecah.
“Peristiwa ini memang bukan yang pertama terjadi dan saya rasa pemerintah memiliki banyak pengalaman tentu dengan karakteristik yang spesifik setiap kejadian,” kata Ahmad Najib di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Menurut Ketua DPP PAN itu, secara umum ketika rantai pasokan terganggu maka akan ada koreksi, baik itu pada harga maupun ketersediaan. “Yang harus kita antisipasi adalah pemerintah harus memiliki beberapa opsi dalam mitigasi kejadian ini,” ujarnya lagi.
Sementara itu, berkaitan dengan kenaikan dollar, lanjut Najib, bilamana Dollar AS menembus angka tertentu, maka harus ada langkah-langkah yang mesti disiapkan oleh BI. “Disisi lain, soal inflasi atas dampak ikutan juga antisipasinya seperti apa,” ujar Legislator dari Dapil Jawa Barat II ini.
Najib menyampaikan bahwa kebijakan yang kompak dari pengambil kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi kenaikan dollar ini.
Hal ini juga sama berlaku pada sektor energi. Karena itu, lanjut Alumnus Fakultas Hukum Universitas Padjajaran-Bandung, perlu segera mengambil sejumlah langkah antisipasi. “Dalam hal APBN pasti perlu penyesuaian penyesuaian baik itu dalam hal kurs mata uang maupun harga minyak,” kata dia.
Lebih lanjut, berkaitan dengan kapan waktu yang akan diberlakukan, Najib menyampaikan bahwa pemerintah tentu sudah melalui berbagai pertimbangan yang cermat. “Poin akhirnya adalah masyarakat jangan sampai harus menangung beban semuanya. Kalaupun tidak terhindarkan, harus menjadi opsi terakhir,” imbuhnya.