“Kan tadi sudah dibilang, saya nggak ngomongin politik,” jawab Megawati.
Megawati menekankan seni itu hal luar biasa, perwujudan imajinasi dan kreativitas. Maka itu ia mendorong agar sekolah seni makin diperkuat. Ia mengaku, dahulu ia merasa ada berbagai tempat seperti Taman Ismail Marzuki, sebagai ‘sekolah seni’.
“Yang sayang itu kan TIM, saya perhatikan apa ya, ga jelas. Tolong tulis itu, enggak jelas,” kata Megawati.
“Lho dulu kan dibuat oleh … Taman Ismail Marzuki itu saya tahu banyak, saya sering, saya punya kartunya. Ada film-film yang menurut saya tidak ditayangkan di (bioskop umum) di luar, saya punya kartunya dan sebagainya, dan sangat saya nikmati, dan saya sangat mengerti. Nah, kalau sekarang mana?” Tegas Megawati.
Butet yang berada di dekat Megawati membuat celetukan kecil.
“(Jadi) pusat perdagangan,” celetuk Butet.
“Ya to, makanya saya bilang enggak jelas,” tambah Megawati.
Walau demikian, Megawati tetap memberi sedikit pemaknaannya atas karya Butet yang dipamerkan.
“Saya dapat menikmati, langsung saya pikir ‘oh menurut pikiran saya Pak Butet ini mengalirkan kemarahannya tapi dengan sangat artistik, dengan luwes, dengan sebuah kreativitas, imajinasi, yang mana ada contohnya yang lain, enggak ada lagi, ya cuma dia”
“(Butet melakukannya) Dengan dzikir , tadi dibilang itu kan. Berarti dia menggunakan rohnya masuk ke pikirannya (ketika membuat karyanya),” urai Megawati.
Kepada para wartawan yang hadir, yang mayoritas masih berusia muda, Megawati mengingatkan agar menyampaikan ke khalayak Indonesia soal pesannya itu. Ia berharap agar wartawan tak melulu mencari berita tentang politik praktis.
“Berita di Indonesia ini menurut saya tidak berisi. Betul ndak?” Kata Megawati sambil tertawa.
Lebih jauh, Megawati mengaku sangat ingin memborong semua karya seni yang dipamerkan oleh Butet. Hanya ia kepikiran soal kemampuan uangnya untuk menebus karya-karya itu. Lalu buat apa?
“Saya mau pasang di kantor saya DPP supaya nanti kalo ketemu anak-anak PDI Perjuangan, akan saya ceritakan maksudnya, apa keinginan beliau (Butet) dalam mengekspresikan kemarahan. Ini kan lembut banget gak teriak-teriak. Jadi itu, kalo ditanya favorit saya yang mana, itu banyak banget,” kata Megawati mengakhiri sesi wawancara dengan wartawan.