Langkah lain yang tidak kalah penting kata Dia, adalah peningkatan kompetensi teknis dan khusus aparatur kecamatan dalam melaksanakan tugas-tugas khusus di perbatasan.
“Pelatihan dan pendidikan tambahan dalam bidang pengelolaan perbatasan negara perlu diberikan kepada camat dan stafnya. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mereka akan dapat menghadapi tantangan yang kompleks dan dinamis dalam pengelolaan perbatasan,” tandas Farida yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan BNPP.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas khusus di perbatasan, pengadaan sarana prasarana yang memadai di kecamatan perbatasan menjadi hal yang sangat penting.
Infrastruktur yang baik akan memastikan bahwa camat dan stafnya dapat melaksanakan tugas-tugas mereka dengan efisien dan efektif. “Dengan demikian, pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana di kecamatan perbatasan harus menjadi prioritas bagi pemerintah,” beber Farida.
Mengakui dan mendorong kinerja yang baik dalam pengelolaan perbatasan, pemberian insentif kepada camat dan staf kecamatan merupakan langkah yang sangat penting. Insentif ini dapat berupa bonus kinerja atau tunjangan tambahan.
“Selain itu, alokasi anggaran khusus dari APBN atau APBD juga diperlukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan terkait pengelolaan perbatasan. Dengan demikian, camat dan staf kecamatan akan merasa dihargai atas upaya mereka dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perbatasan negara,” pungkasnya.
Penguatan peran camat dalam pengelolaan perbatasan negara merupakan langkah yang strategis dalam memastikan kedaulatan dan keamanan wilayah. Melalui peningkatan status kelembagaan, peningkatan kompetensi teknis, pengadaan sarana prasarana yang memadai, serta pemberian insentif dan anggaran khusus, diharapkan peran camat dalam pengelolaan perbatasan dapat diperkuat.
“Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai tujuan nasional yang lebih besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perbatasan, pungkasnya.(Humas BNPP)