JAKARTA, OTONOMINEWS.ID – Anggota DPR RI Komisi VI, Hj. Nevi Zuairina, menyampaikan pandangan konstruktif mengenai pentingnya pengurangan pengangguran melalui penguatan UMKM dan kebijakan investasi yang tepat sasaran.
Hal itu disampaikan saat rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI bersama tiga Menteri Koordinator, yaitu Kemenko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; serta Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, pada pertengahan Juni 2024.
Dalam pidato Menteri Keuangan tentang Pandangan Fraksi-Fraksi terhadap KEM-PPKF 2025, pemerintah sepakat bahwa insentif perpajakan sebagai bagian dari insentif fiskal merupakan instrumen penting untuk memberikan stimulus dan mendukung kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Hj. Nevi Zuairina menekankan bahwa insentif fiskal harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan masing-masing sektor, termasuk penguatan UMKM.
“Peran pemerintah sebagai fasilitator perdagangan dan pendukung industri harus memperhatikan dukungan terhadap seluruh UMKM, bukan hanya yang berorientasi ekspor. UMKM harus didorong produktivitasnya melalui berbagai insentif dan pendampingan,” kata Hj. Nevi Zuairina.
Ia menekankan pentingnya mendukung generasi muda, khususnya Gen Z, untuk membangun dan mempelopori UMKM, seiring dengan bonus demografi yang akan datang. Dalam diskusi tersebut, Hj. Nevi Zuairina mempertanyakan porsi penganggaran pemerintah terkait UMKM baru/startup dengan yang sudah berorientasi ekspor.
“Pemerintah harus memberikan perhatian yang seimbang, memastikan bahwa seluruh UMKM, termasuk yang baru berdiri, mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk berkembang,” ujarnya.
Pemerintah juga menyatakan akan membuat kebijakan teknis sebagai turunan dari kebijakan umum perpajakan, termasuk memberikan insentif fiskal yang terarah dan terukur untuk meningkatkan iklim investasi. Insentif ini ditujukan pada sektor-sektor usaha yang memiliki nilai tambah tinggi, mendorong penyerapan tenaga kerja, serta menunjang akselerasi pengembangan ekonomi hijau, termasuk untuk UMKM.
Hj. Nevi Zuairina mencatat bahwa realisasi investasi di Indonesia selama empat tahun terakhir mencatat angka yang menakjubkan, namun aliran investasi tersebut tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi.