Faisal Basri: Mahkamah Rakyat Luar Biasa Buktikan 9 Dosa Jokowi

Pemerintah Ugal-ugalan

Faisal Basri: Mahkamah Rakyat Luar Biasa Buktikan 9 Dosa Jokowi
Ekonom Senior, Faisal Basri (Foto: Dok. RMOL)
120x600
a

“Kemarin kan Mahkamah Rakyat Luar Biasa telah memutuskan Jokowi terbukti bersalah di sembilan HAM. Dari paripurna, membiarkan KKN, mematikan demokrasi, Hak Asasi Manusia, asas impunitas, HAM berat, dan macam-macam. Pokoknya sembilan terbukti. Sidangnya dari pagi sampai Magrib. Ya saksi-saksinya dari berbagai daerah se-Indonesia terbukti. Itulah pengadilan yang sebenarnya. Kalau pengadilan di MK sudah diatur, di MA sudah diatur, dan di lembaga peradilan lainnya. Kejaksaannya sudah dikunci, KPK-nya sudah dilemahkan,” katanya.

“Jadi, itu tercatat dalam sejarah itu, bahwa Pak Jokowi dan para begundalnya itu terbukti bersalah,” sambungnya.

Faisal lantas bicara jika apa yang dilakukan pemerintah dengan kesalahan-kesalahannya tersebut bisa begitu kuat karena adanya logistik yang bagus. Kuatnya logistik itu diduga didapat dari hasil-hasil keuntungan .

Faisal lantas mengungkit masih adanya ekspor nikel yang dilakukan secara diam-diam meski sudah ada larangan.

“Sekarang kalau korupsi enggak hemat lagi. Nggak juta-juta. T melulu T. 5.300 triliun. Macem-macem itu ya. Macem-macem emas segala macem ilegal. Saya baru memperbarui data biji nikel itu dilarang di ekspor mulai tahun 2020. Jadi tidak tercatat dari sisi Indonesia ada ekspor biji nikel. Ya saya tidak, keabisan akal saya cek dari Bea Cukai Cina. Bea Cukai Cina melaporkan dari tahun 2020 sampai 2023 dia mengimpor biji nikel dari Indonesia 5,6 juta ton 5,6 juta ton, masak kagak keliatan tuh barang,” katanya.

Namun ia mengingatkan masyarakat, jika pemerintah punya titik lemahnya. Menurutnya, meski pemerintah begitu kuat dengan logistik tapi masih digembosi.

Lebih lanjut, Faisal menekankan, jika terus menerus keadaan seperti ini dibiarkan, maka peradaban Indonesia bisa hancur.

“Taruhannya adalah peradaban kita yang dihancurkan. Peradaban! Ancamannya adalah hancurnya peradaban. Yang bener jadi salah, yang salah jadi bener. Rakyat diadu. Diadu rakyat. Tokoh-tokoh agama disumpelin konsesi tambang. Bikin kecurigaan di antara masyarakat. Kampus-kampus juga gitu. Operasi yang memungkinkan mereka tidak tahu apa-apa gitu. Dibutakan. Jadi yang hancur adalah peradaban. Partai hancur. Demokrasi hancur,” pungkasnya.

r
Lihat Juga :  KPK Sebut Nama KH Agoes Ali Masyhuri, Habib Syakur: Bubarkan KPK yang Tak Bisa Menghargai Ulama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *